Apa itu Sero Survei?
Sero Survei adalah sebuah rangkaian kegiatan yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, untuk dapat melihat gambaran profil kekebalan terhadap SARS COV-2 pada komunitas masyarakat (Herd Immunity).
Kenapa Sero Survei dibutuhkan?
Ini dikarenakan beberapa hal, yaitu:
- Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan memungkinkan terjadi infeksi alamiah
- Belum ada pengobatan efektif sehingga vaksinasi sangat penting sebagai upaya pencegahan guna membentuk kekebalan invidu – masyarakat
- Herd Immunity merupakan perlindungan ketika suatu populasi kebal terhadap suatu infeksi baik melalui vaksinasi atau infeksi yang terjadi sebelumnya, inilah yang benar-benar ingin dicapai.
Dengan adanya Sero Survei ini dimaksudkan:
- Dapat memberikan perkiraan proporsi populasi yang telah memiliki antibody terhadap SARS Cov-2 baik melalui infeksi langsung maupun melalui vaksinasi
- Informasi prevalensi SARS Cov-2 penting untuk memahami besarnya infeksi pada populasi
- Informasi sero-positif terhadap SARS Cov-2 pada populasi diperlukan untuk mendukung respon kesehatan masyarakat dan membantu Pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan kebijakan dan menerapkan peraturan bagi pemerintah daerah khususnya di daerah tertentu
Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 25 Provinsi di Indonesia. Pemerintah Pusat memberikan amanah kepada Daerah melalui Dinas Kesehatan, lebih khususnya pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, untuk dapat melaksanakan dan memotori kegiatan ini dengan baik dan terarah. Diharapkan dengan terlaksananya Sero Survei Antibodi COVID-19 ini dapat memberikan input dan rekomendasi untuk optimalisasi hasil, manfaat, dan dampak vaksinasi Covid-19 pada masyarakat.
Siapa saja yang terlibat? Yuk kita lihat susunan tim di bawah ini:
1. Tim Pusat terdiri dari :
- 1 orang Penanggung Jawab Teknis (PJT) Provinsi : Ratih Rinendya Putri, S.KH., M.Biomed
- 1 orang Penanggung Jawab Adminstrasi Logistik (PJAL) Pusat : Marta Hadisyah Putra, S.Kom
2. Tim Daerah terdiri dari :
Dinas Kesehatan Provinsi
- 1 orang Penanggung Jawab Operasional (PJO) : Lalu Madahan, SKM., MPH
- 1 orang Penanggung Jawab Adminstrasi Logistik (PJAL) : Mardhotillah, SKM
Dinas Kesehatan Kab/Kota
- 1 orang Penanggung Jawab Operasional (PJO) : H. M. Carnoto, SKM., MM
- 1 orang Penanggung Jawab Adminstrasi Logistik (PJAL) : Ni Ketut Lisa Sutiasih, SKM., M.Kes
- 1 orang Penanggung Jawab Teknis (PJT) : Aini Khulaila, S.Si., M.Kes
3. Tim Enumerator : 4 Tim, dimana 1 Tim terdiri dari 1 orang Plebotomis, 2 orang Pewawancara dan 1 orang Pembantu Umum
- Petugas Plebotomis : Lale Fatmaningati, S.Si, Heny Haryani Sunaryo, A.Md.Ak, Dessy Hardian Ekawaty, A.Md.Ak, Heri Susanto, A.Md.Kes
- Petugas Pewawancara : Budi Hastutiani, A.Md.KL, Amnah, S.Kep.Ns, Dyta Apriandini, SKM, Selvi Erawaty, SKM, Rawati Lerpinauli Purba, A.Md.KG, SKM, Sari Mestugiana, A.Md.Kep, Bq. Rita Handayani, ST, Fadhlina Apryanti, S.Kep.Ns
- Petugas Pembantu Umum : Sri Astuti, SKM, Saiful Hikmah Usman, S.Kep.Ns, Kholid Irawan Sakari, A.Md.Kep, Satria Putra Nuryadi, S.Kep
Tidak lupa pula, kegiatan ini melibatkan Responden Terpilih dari 12 Lokasi yaitu Kelurahan Banjar, Pejarakan Karya, Karang Pule, Pagutan Barat, Pagesangan Barat, Pejanggik, Punia, Monjok Barat, Karang Baru, Rembiga, Cakranegara Selatan dan Turida.
Nah, rangkaian kegiatan Sero Survei Antibodi COVID-19 ini terdiri dari kegiatan On The Job Training (OJT) dan Pengumpulan Data. Kegiatan OJT dilakukan oleh Tim Pusat dan Tim Daerah kepada Tim Enumerator. OJT sendiri dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan OJT secara daring dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 8 hingga 9 November 2021 dan 17 November 2021, dimana kegiatan pada tanggal 17 November 2021 tersebut sebagai kegiatan refreshing khusus Tim Enumerator dan penanggung jawab teknis (PJT) NTB.
Sedangkan On The Job Training secara luring/tatap muka dilaksanakan pada tanggal 22 November 2021 bertempat di Aula Puskesmas Karang Pule. Pada kegiatan OJT dibahas berbagai hal yang menyangkut persiapan logistik, tahap pengumpulan data, pengambilan darah dan pemisahan serum, penyimpanan serum, penanganan limbah dan pengepakan spesimen sampai pengiriman spesimen ke pusat.
Setelah OJT berakhir, dimulailah kegiatan Pengumpulan Data. Dari 50 Kelurahan yang ada di Kota Mataram, hanya 12 Kelurahan yang terpilih sebagai Lokasi pengumpulan data yaitu :
NO |
Kelurahan |
Kecamatan |
Target Responden |
1 |
Banjar |
Ampenan |
20 |
2 |
Pejarakan Karya |
Ampenan |
20 |
3 |
Karang Pule |
Sekarbela |
20 |
4 |
Pagutan Barat |
Mataram |
20 |
5 |
Pagesangan Barat
|
Mataram |
20 |
6 |
Pejanggik |
Mataram |
20 |
7 |
Punia |
Mataram |
20 |
8 |
Monjok Barat |
Selaparang |
20 |
9 |
Karang Baru |
Selaparang |
20 |
10 |
Rembiga |
Selaparang |
20 |
11 |
Cakranegara Selatan |
Cakrenagara |
20 |
12 |
Turida |
Sandubaya |
20 |
TOTAL |
240 |
Kegiatan pengumpulan data pada awalnya direncanakan selama 12 hari, kemudian diefektifkan menjadi 8 hari yang dimulai dari tanggal 23 – 30 November 2021 dengan menggunakan 4 Tim Enumerator. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan intensitas curah hujan yang biasa terjadi pada bulan Desember yang akan mempengaruhi aktivitas warga sehingga responden rate menurun. Adapun pemilihan lokasi tempat pengumpulan data ditentukan oleh masing-masing tim dengan mempertimbangkan lokasi terdekat dan akses termudah bagi responden.
Disetiap lokasi, pengumpulan data dimulai pukul 08.00 WITA. Proses pengumpulan data dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian administrasi, pengambilan darah dan wawancara.

Enumerator bertugas menyiapkan logistik di lokasi pengumpulan data dan mengatur tempat pengumpulan data (pendaftaran, pengambilan darah, wawancara dan administrasi). Sedangkan pendamping/penunjuk jalan mengingatkan/mengantar calon responden ke lokasi pengumpulan data. Petugas administrasi harus memastikan apakah responden sesuai kriteria inklusi atau tidak, mengecek kesesuaian dengan yang ada didaftar responden dan menyampaikan naskah penjelasan/PSP serta menanyakan kesediaan responden. Jika bersedia, akan menandatangani PSP, selanjutnya dilakukan pengambilan darah oleh phlebotomis, penempelan stiker sesuai ketentuan dan wawancara. Pengumpulan data selesai, responden menyelesaikan administrasi dan menerima bahan kontak.
Spesimen kemudian dikumpulkan dalam coolbox yang berisi icepack kemudian dicentrifuger untuk dilakukan pemisahan serum. Serum yang sudah dibungkus parafilm dibawa oleh enumerator ke Dikes Kota Mataram dan disimpan dalam freezer penyimpanan.
Tidak semua responden hadir tepat waktu, beberapa responden hadir siang hari bahkan ada yang sore hari. Tapi walaupun demikian, tim enumerator tetap semangat menunggu kehadiran responden. Bahkan ada beberapa responden yang sudah menyatakan kesediaannya tetapi tidak bisa hadir pada saat pengumpulan data, maka tim enumerator melakukan penjemputan dan atau kunjungan kerumah (pengumpulan data dilakukan di rumah responden).
|
|
Gambar Pengambilan Darah
|
Hasil Responden Rate (RR)
Jumlah seluruh responden yang bersedia sebanyak 236 , tetapi 1 orang (bayi) gagal diambil darahnya karena saat pengambilan bergerak sangat aktif disertai tangisan keras sebagai bentuk penolakan. Dan 1 orang lagi, setelah berhasil diambil darahnya, ternyata responden tidak sama usianya dengan yang ada di daftar responden terpilih dan dinyatakan bukan sebagai responden. Sehingga total responden menjadi 234, dengan penghitungan responden rate sebagai berikut :
- Jumlah respoden target
- Jumlah responden diambil data
Perhitungan RR : Jumlah responden diambil data / Jumlah responden target x 100%
RR = 234/240 x 100% = 97,5%
|
Gambar Wawancara, responden lansia didampingi anggota keluarga
|
Pelaksanaan Sero Survei juga ada beberapa tantangannya, lho! Tapi para enumerator yang sangat kreatif selalu mendapatkan alteratif solusinya.
Secara georafis, akses antar kelurahan di Kota Mataram cukup mudah, jarak tempuh singkat termasuk sarana transportasi tidak menjadi masalah yang berarti. Masalah yang paling mengemuka adalah kesulitan tim enumerator dan penunjuk jalan dalam pencarian responden. Masyarakat Kota Mataram yang heterogenitas dan kritis membuat enumerator harus lebih bersabar dalam menghadapi responden.
Responden rate Kota Mataram mencapai 97,5%, dengan rincian responden utama sebesar 44,9% dan responden cadangan sebesar 55,1%. Beberapa alasan/penyebab reponden utama tidak dapat diambil datanya adalah karena responden pindah, tidak bersedia, takut, dan lain-lain. Penyebab tertinggi karena pindah sebesar 16,3%. Sebagian pindah ke luar Kota Mataram dan sebagian lagi pindah di dalam Kota Mataram (beda kelurahan). Responden yang pindah di dalam kota Mataram, tetap tidak dapat diambil datanya karena lokasi pindah tidak masuk dalam kelurahan terpilih yang telah ditetapkan.
 |
Gambar pengumpulan data di rumah responden |
|
Stigma Covid 19 yang masih tinggi di Kota Mataram juga menjadi alasan responden tidak bersedia dan takut. Waktu pengambilan yang bersamaan dengan waktu responden bekerja juga menjadi alasan/penyebab responden tidak bersedia. Tetapi menurut enumerator, mungkin alasan “bekerja” hanya sebagai bentuk penolakan responden saja, karena ketika di sepakati pengambilan data akan dilakukan setelah jam kerja, reponden tetap menolak. Beberapa alasan lain penolakan responden kami lampirkan pada akhir laporan ini.
Untuk meminimalisir penolakan warga dilakukan koordinasi baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan. Dan untuk mempercepat proses pengumpulan data, dstribusi undangan dilakukan H-3 dari jadwal pengumpul data. Dimana saat distribusi surat dilakukan, enumerator dan penunjuk jalan, langsung memberi penjelasan maksud dan tujuan pengumpulan data tersebut secara personal dan meminta kesediaan responden, jika akhirnya responden utama tidak bersedia maka segera dicari penggantinya sesuai strata dari responden utama. Dan jika cadangan ini tetap menolak maka akan dicari responden lain yang masih ada pada daftar responden terpilih yang telah diberikan. Beberapa responden yang bertempat tinggal di perumahan elite tidak dapat distribusikan suratnya dan untuk kondisi ini segera diganti dengan responden yang lain.
Ketidak sesuaian antara waktu pengambilan data dan waktu luang responden diupayakan dengan menunggu kedatangan responden hingga sore hari, bahkan ketika responden tidak bisa sama sekali datang ke tempat lokasi pengumpulan yang telah ditentukan, tim enumerator melakukan jemput bola/mendatangi kediaman responden dan melakukan pengumpulan data di rumah responden.
 |
Proses Pemisahan Serum dan pengecekan suhu penyimpanan
|
Beberapa responden dengan vena yang sulit diraba seperti responden bayi dan responden yang obesitas, maka enumerator yang lain akan membantu phlebotomis dalam menenangkan bayi dan membantu melakukan relaksasi pada responden sehingga darah bisa diambil.
Rangkaian kegiatan dari mulai OJT sampai pada pengumpulan data di lapangan merupakan perjalanan penelitian yang sangat panjang dan melelahkan tidak hanya fisik namun juga psikis. Semoga kerja keras semua pihak yang terlibat dari tingkat pusat sampai dengan enumerator yang menjadi ujung tombak pengumpulan data di lapangan dapat membuahkan hasil sesuai harapan dan tujuan kegiatan ini.
 |
 |
Gambar proses entry data dan pengepakan speciment |